TRIK Menulis Artikel Jurnal Internasional

Karangmalang, Kamis, 28 November 2013. Kualitas pendidikan menjadi agenda penting bagi akselerasi pembangunan bangsa. Pendidikan merupakan instrument dalam upaya peningkatan sumber daya manusia. Pendidikan dapat mengembangkan SDM apabila dalam pendidikan berorientasi pada proses mencerdaskan kehidupan yang demokratis dan menghasilkan manusia yang peduli dengan masyarakat serta pendidikan yang bisa memuliakan manusia. Hal tersebut merupakan dasar dilaksanakannya Workshop Penulisan Artikel di Jurnal Internasional oleh Jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNY,

Agenda Workshop Penulisan Artikel di Jurnal Internasional menghadirkan pembicara utama, Prof. Hadrian D. Djajadikerta, Ph.D. dari Edith Cowan University Perth Australia, dan Setyabudi Indartono, Ph.D dari Jurusan Manajemen FE UNY. Selama dua hari Prof. Hadrian menjadi guestlecture dalam kuliah mahasiswa Kelas Internasional Jurusan Pendidikan Akuntansi, narasumber penulisan jurnal internasional dan workshop kurikulum serta akreditasi Jurusan Pendidikan Akuntansi. Dalam kesempatan tersebut Prof. Hadrian mengatakan, “Penelitian merupakan kebutuhan dalam kegiatan akademik. Penelitian merupakan kegiatan yang penting untuk meningkatkan kualitas keilmuan seorang dosen, sehingga publikasi mutlak diperlukan. Sebelum publikasi kita harus memiliki niat, dan niat itulah yang akan membuat diri kita berproses untuk meneliti”. Selain menyampaikan langkah-langkah untuk menulis di jurnal internasional, Hadrian juga memberikan bagaimana cara mencari jurnal internasional yang sesuai serta menjelaskan beberapa karakteristik dari masing-masing jurnal.

“Kenapa kita ingin publish di jurnal internasional? Karena kebutuhan untuk meningkatkan performancy kita sebagai dosen atau akademisi,” imbuh Hadrian. Kemudian jurnal seperti apa yang seharusnya dipilih, Hadrian mengatakan, “Pilihlah sesuai kemampuan kita. Jika kita mampu, masuklah ke jurnal yang telah terakreditasi serta rangkingnya tinggi, namun jika kita masih pemula maka pilihlah jurnal dengan rangking yang lebih rendah. Seiring dengan peningkatan pengalaman dan kemampuan menulis, ranking jurnal yang dipilih akan dapat ditingkatkan,” tegas Hadrian.

Ada beberapa hal penting yang digarisbawahi oleh Prof. Hadrian bahwa yang paling penting dari sebuah riset adalah kontribusi penelitian tersebut bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat. “Untuk apa kita teliti jika tidak memberikan kontribusi?” kata Hadrian. Di samping itu penggunaan sumber/literatur yang sesuai dan terbaru mutlak diperlukan. Penggunaan metodologi, ketersediaan data yang cukup, kesesuaian analisis, serta kesimpulan yang komprehensif juga harus diperhatikan.

Selain Prof. Hadrian, hadir pula Setyabudi Indartono, Ph.D. yang membagikan pengalamannya menuliskan artikel di beberapa jurnal internasional. Setyabudi yang  merupakan doktor baru dari National Central University menyampaikan hal senada dengan Prof. Hadrian, bahwa untuk bisa publish di jurnal internasional membutuhkan kemauan yang kuat serta tidak mudah putus asa. Jangan jadikan 'keterbatasan' kita dari sisi 'bahasa Inggris' menjadi penghambat. Yang penting ide konsep teori didalam artikel kita berkualitas, maka tata tulis bisa diserahkan ke proofreader. Banyak editor dan reviewer jurnal internasional 'memahami' keterbatasan bahasa yang dimiliki non-native. Sehingga mereka lebih banyak fokus pada sisi kontributsi teoritis dibanding sisi bahasa. Beberapa pengalaman jika penulis mendapatkan jawaban dari reviewer “revise & resubmit” maka ikuti sarannya untuk merevisi dan mengirimkan kembali sesuai dengan waktu yang diberikan. Namun jika “reject”, maka baca hasil review sebagai saran perbaikan. Walaupun kadang banyak komentar yang 'menyakitkan' terhadap artikel kita. Kemudian tuliskan kembali artikel tersebut dan kirimkan ke jurnal yang lain,” imbuh Setyabudi. (lina)