Tanri Abeng: Lulusan Universitas Harus Tembus ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Mantan Menteri Negara Pedayagunaan BUMN Tanri Abeng mengatakan perguruan tinggi (universitas) harus melahirkan lulusan yang tidak hanya mampu berkompetisi di dalam negeri tapi dapat menembus persaingan regional terkait dengan penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Menurut dia, MEA menjadi misi dan tatangan tersendiri bagi perguruan tinggi.
 
Artinya perlu ada perubahan paradigma yakni tidak lagi hanya menyiapkan lulusan untuk dalam negeri, tapi minimial di ASEAN. Untuk mengubah ini, tentunya dibutuhkan seorang pemimpin yang cakap," kata Tanri dalam seminar bertajuk "Unsri Dalam Menghadapi MEA 2015" di Aula Pasca Sarjana Unsri, Palembang, Selasa (5/5).
 
Dia mengatakan, bukan hanya mengubah paradigma, universitas juga harus memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai persoalan di dunia yang demikian kompleks sehingga membutuhkan lulusan-lulusan berkualitas dan berkompetisi. "Artinya, bagaimana kampus bisa melahirkan lulusan yang ketika ke luar tidak lagi terkejut, tapi sudah memahami persoalan-persoalan yang ada di masyarakat, hingga dunia. Dengan begitu, maka mereka akan lebih cepat beradaptasi sehingga pada akhirnya menang dalam persaingan, karena MEA akan selalu dikaitkan dengan bisa tidak menembus persaingan," kata pendiri Universitas Tanri Abeng ini.
 
Untuk itu, perguruan tinggi membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan dalam menghadapi tantangan MEA ini yakni pemimpin yang memiliki karakter visioner, kompeten, dan kemampuan di bidang manajemen. Namun, memiliki karakter pemimpin saja tidak cukup tanpa memiliki kompetensi dalam memanajemeni organisasi (perguruan tinggi) karena pemimpin bertugas mengeksekusi sesuatu hal, dan ini dilakukan dengan pendekatan manajemen.
 
"Dan yang terakhir, seorang pemimpin harus mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada. Terkait dengan ini, saya melihat masih banyak para pemimpin di Indonesia yang belum secara efektif dalam memobilisasi sumber daya menjadi suatu nilai tambah, jadi memang tidak mudah menjadi pemimpin, entah itu menjadi rektor, bupati, camat, atau pun lurah," kata dia.